Mengapa orang-orang pulau Jawa minta sumbangan ke-Riau?
Pada pertengahan 2008 lalu ada fenomena ganjil dimana Riau kebanjiran peminta sumbangan dari tanah Jawa. bermacam-maca peluang untuk beramal jariah ditawarkan orang-orang muda dari Jawa ini. Mulai dari bantuan anak yatim, yayasan, panti asuhan sampai pembangunan sekolah.SPBU adalah ladang utama mereka, hampir seluruh SPBU yang tergolong sibuk di Pekanbaru bercokol Peminta sumbangan yang datang dari jauh ini. Satu tempat bisa sampai dua orang, dan mereka berusia muda. Biasanya mereka menyodorkan amplop kepada para pengendara yang mengisi BBM dan menyediakan kotak-kotak kardus. Ada keterangan di setiap amplop mengenai tempat atau sasaran bantuan tadi.
Hal ini tentu saja direspon media-media Riau mulai dari cetak hingga elektronik. Salah seorang perpanjangan tangan orang-orang yang ingin beramal ini terkesan enggan diwawancarai. Ketika ingin diinterview oleh sebuah Televisi lokal, ia malah lari dan menutupi wajah untuk menghindari kamera. Kalau legal mengapa takut?, semakin banyak yang tahu bukannya semakin banyak yang bersimpati ingin memberikan sumbangan?
Belakangan diketahui mereka datang dari tanah Jawa, dengan pekerjaan ini mereka mendapat honor 300 ribu/bulan. Saya pikir, ini belum termasuk ongkos pergi-pulang Jawa-Riau. Taksir saja dapat sumbangan satu bulan Sejuta (Katanya, 'kan orang Riau kaya dan murah hati) berapa untuk sumbangannya?
Akhir 2008 sempat menghilang, sulit menemukan mereka di SPBU-SPBU Pekanbaru. Kini sekitar (Maret 2009), para peminta sumbangan dari jauh ini kembali hadir. Namun kini tidak lagi di SPBU tapi langsung ke rumah-rumah warga.
Tampaknya, mereka ini tidak dipersiapkan secara masak sebagai peminta sumbangan profesional. Hal ini tercermin dari salah seorang dari mereka yang kebetulan singgah ke rumah saya, di Panam - Pekanbaru.
"Assalamu'alaikum, permisi," seorang lelaki muda bertopi dengan logat Jawa-nya.
"Ya, ada apa Mas?," saya bertanya.
"Amal Jariah," sambil menyodorkan kertas yang berisi nama-nama penyumbang. Ia berkata tak kurang tak lebih dan tak ada basa-basi.
Apa salahnya perkenalkan diri dulu, asal darimana, sumbangan untuk apa, untuk yayasan apa atau panti mana. Kalau tidak ya sia-sia, datang dari jauh pulang tangan hampa.
Camkan!, tak semua orang Riau kaya. dan "Tolonglah orang yang pintu rumahnya paling dekat dengan rumahmu (tetangga)".
pertamaXXxxxxx...
BalasHapusitu ada sindikatnya bro......
kita telusuri yuk.....
generalisasi orang riau kaya-kaya itu pun memang santer sampai jakarta bro...
BalasHapusmereka tahunya, riau ya minyak, ada caltex (cevron) dan banyak duit...
padahal.... :P
hmmm kayaknya sama tuh mas..
BalasHapusditempatku itu hampir tiap hari juga ada kok...
malah ada yang jualan maksa2 lagi pake nama2 intansi supaya kita beli ..huhhh...kadang sebel juga
Memang para peminta2 itu diorganisir sedemikian rupa, tak semuanya pemungut sumbangan sungguhan. Dulu sebuah TV nasional pernah mengangkat kasus ini. Mereka memang tersebar merata, bkn hanya di kota2 besar spt Pekanbaru. Di kampung kami yang jauh nun di ujung utara pun mereka sambangi. Maklum hari gini jangan kan yang halal, harampun susah dicari....
BalasHapusOh ya, jika berkenan saya inginkan kita bertukar link. Thank you in advance.
"Camkan!, tak semua orang Riau kaya. dan Tolonglah orang yang pintu rumahnya paling dekat dengan rumahmu (tetangga)" >>
BalasHapusHehehe... pasti udah sebel dengan kasus seperti ini. Yang jelas pasti ada sindikatnya. Apalagi mendekati lebaran.
Bener Mas, tidak semua orang Riau kaya, dan tidak semua orang Jawa menjadi peminta-minta di SPBU. Hehehe...
saya juga orang jawa, tapi berharap saja saya ngga memiliki mental pengemis. btw, thanks infonya bos :D
BalasHapusga semua orang Jawa bermetal pengemis lho...
BalasHapustapi emang, perlu hati2 juga ma yg kaya gitu.
belum tentu semua alasan yg dibawa bener2. palagi kalo ampe sembunyi2 dari t kaya gitu...