Yang buat saya suntuk, bisa ya seorang guru SD buat ''laporan'' terstruktur, bahkan ada kata-kata ''kronologi''. Makin heran, di akhir chat itu, dia menyimpulkan sendiri bahwa penculikan sudah marak. Ibu ini mungkin pemerhati penculikan anak mungkin ya, yang tahu informasi sudah berapa kali percobaan penculikan anak di Riau ini selama beberapa bulan terakhir.
Saya pasti tak percaya. Ya, langsung jadi PR konfirmasi ke SD tersebut jadinya...
Karena, isi chat WA itu, pola tulisannya hampir seragam dengan tulisan/cerita percobaan penculikan anak di sekolah lainnya yang sudah terbukti hoax.
Lalu tulisan atau isi chat WA itu terstruktur, tanpa tanggal, hari dan tahun. Aksi percobaan penculikannya dramatis, seakan-akan penulis/ibu guru itu bisa melihat kejadian dari sudut pandang orang ketiga.
Kemudian, tak lupa, menjelang penutupan tulisan yang cepat sekali tersebar di wa group/fb itu, langsung ada kesimpulan dengan pesan senada. Bahwa ''penculikan lagi marak''. Kalau iya kisah hampir diculik itu ditulis ibu itu, berarti dia yang buat kesimpulan sendiri kan?
pengirim WA itu alias guru itu malah tak menyebutkan, apakah dia langsung yg liat atau hasil cerita guru lain, atau dia dapat dr kriman siapa.
Tak sampai 30 menit saya dapat chat WA itu, dapat pula info dari chat WA group punya Bang Azwan, Pejabat di Kampar. Benar, itu hoax.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Apa Komentar Anda? dan coba jelaskan mengapa tidak berkomentar.. (don't do spam yach ^_^)