Rabu, 11 Juni 2008

Mengapa Hendrawan Senang Ke Sumbar?

Rasa senang ketika pertama kali tiba di Batam beberapa waktu lalu ternayata tak bisa mengalahkan rasa senang saya ketika mengunjungi Sumatra Barat, padahal di Batam banyak orang Melayu (suku ibu saya) dan saya tidak ada sangkut pautnya dengan orang Sumbar (minang). Mengapa sayan lebih senang ke Sumbar?


- Pertama, saya sangat mahir bahasa minang (mengalahkan kemahiran saya berbahasa jawa, bahasa Bapak saya dan juga kemahiran saya berbahasa ocu)
- Saya sedikit banyak saya mengenal mitologi dan budaya minang
- Saya menemukan bukit-bukit yang tinggi serta gunung-gunung yang tidak saya temui di Kampung saya (Penyalai, di Penyalai hanya ada laut, pantai, hutan dan hewan liar)
- Hawanya lebih sejuk (khusus Bukittingi dan Lubuk Sikaping tak seperti di Pekanbaru yang panas)
- Tentu saja karena harga kebutuhan sehari-hari lebih terjangkau (pengecualian pada harga nasi yang Rp 10.000-12.000 sementara di Riau hanya Rp 7.000-8.000 saja)

Tetapi ada juga yang tidak saya sukai ketika mengunjungi Sumbar, apa?:
- Terlalu banyak pengamen
- Harga kedai nasi mahal
- Banyak penjaja jalanan yang masuk bus
- Sering terjadi tanah longsor di tengah perjalanan yang membuat macet berjam-jam.

1 komentar:

  1. SUMBAR mmg indah.. mungkin krn saya asli minang. tapi bukan itu saja,,sumbar memang menyediakan berbagai keelokan alam dan kesejukan yang luar biasa. Di pekanbaru?? panasnya minta ampun, siang panas malamnya hujan terkadang disertai angin puting beliung. Cb sekali2 luangkan waktu untuk bisa melihat keindahan negeri sumbar di puncak gunung merapi ataupun di puncak gunung singgalang.. lebih indah. Tapi emg ya,, terkadang kota padang sumpek, banyak pengamen, tapi bus kotanya enak full musik heheheehe
    btw sekali2 berkunjung ke www.uchieaadxs.blogspot.com ya

    BalasHapus

Apa Komentar Anda? dan coba jelaskan mengapa tidak berkomentar.. (don't do spam yach ^_^)