Sabtu, 21 Februari 2009

Sinetron Sumpah I Love You

Mengambarkan Sinetron Indonesia yang Kini Telah Parah

Bukan dari segi kualitas para bintang sinetronnya atau kualitas sutradaranya tapi, dari segi etika, moral dan adabnya yang saya kira tidak bagus dan tidak sesuai.

Sinetron Sumpah I Love You hanya satu dari sekian banyak sinetron yang dinilai tidak pantas dipertontonkan. Memang yang tidak "pantas" ini hanya ada beberapa scene pada sinetron tersebut. Seakan-akan para pembuat skenario dan para sutradara telah melupakan dan coba menghilangkan kebiasan, budaya kita sebagai orang timur.

Ada sebuah scene pada Sinetron Sumpah I Love You itu, tokoh remaja lelakinya memasuki kamar sang pacar tanpa ada orang tua yang mengawasi atau melarang, seakan-akan dibiarkan dan sudah biasa. Coba kita renungkan bersama, apakah ini suatu hal yang biasa dalam kehidupan kita sehari-hari? atau hal tabu seperni ini sudah layak kita jalani?.

Saya kira, bahkan di belahan bumi barat sana saja, tidak-lah etis seorang laki-laki memasuki kamar perempuan. Nah beberapa orang melalui Sinetron Sumpah I love You ini seakan-akan mencoba membuat hal itu biasa, menjadi kebiasan. Dimana letak moral, etika dan kesopanan.

Yah, sinetron tetaplah sinetron, pertama kita hanya menonton dan berharap itu tidak akan pernah terjadi di dalam dunia nyata. Sayangnya Telivisi saat ini malah menjadi semacam sarana pendidikan bagi adik-adik atau anak-anak kita. Lihat, bagaimana anak-anak kecil atau anak tetangga kita menirukan gaya Manusia Millenium (dulu sinetron pernah ngetop sekitar tahun 2000). dan kelakuakn seperti "memasuki kamar lawan jenis yang bukan saudara" itu, mengapa tidak mungkin suatu saat akan diikuti oleh generasi-generasi muda Indonesia ini, menjadi terbiasa karena sebuah sinetron Sumpah I Love You. Miris sekali.

Sekali lagi sinetron Sumpah I Love You bukan satu-satunya sinetron di Indonesia yang dikategorikan parah, masih banyak lagi yang menggambarkan adegan yang tidak bermoral, tidak masuk akal, tidak mengenal budaya dan keetisan kita sebagai orang timur. dan sinetron bergenre serupa rupanya sangat diminati remaja, selayaknya kita mengenal kembali Level - level Penonton di Indonesia ini.

7 komentar:

  1. saya perempuan, kelas 1 sma.
    temen2 saya kalo main ke rumah pasti masuknya ke kamar saya lah, baik itu cowo atau pun cewe.

    soalnya kalo di luar , ga enak sama keluarga saya. ada adik saya yang masih bayi, kakak, mama, bapak.

    kalo di luar teras malah diliatin sama tetangga. makanya kalo main di kamar

    BalasHapus
  2. Sudahhhhh kubilanggg aku ga suka sinetron, olah raga tinju...walau cuma nonton atau jadi atlitnya......meski body kek petinjuuuu( nyambung ga?...) ngacirrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrr

    BalasHapus
  3. @Sippa: Apa??, itu kan menembus privasi, sebagai orang timur kita tidak layak..

    Tapi mungkin pada Kasus SIPPA temannya ramai mungkin dan tidak hanya ada cowok tapi juga ada cewek.

    Kasus sinetron ini, cuma cowok dan si pemilik kamar, kan bahay.... :)

    BalasHapus
  4. emh...seperti ini siapa yang patut disalahkan....sutradara,badan sensor, atau malah masyarakat kita sendiri?

    BalasHapus
  5. “Dasar kamu perempuan murahan!”
    “Suami kamu yang tukang selingkuh.”

    Dua kalimat ini keluar dari mulut dua orang perempuan. Kalau berpikir bahwa dua perempuan ini sudah dewasa, kalian salah total. Mereka, dua perempuan itu, adalah bocah-bocah cilik, usianya sekitar delapan dan sembilan tahun. Lalu, mereka juga tidak sedang beneran berantem; tapi itu adalah bagian dari permainan ‘masak-masakan’ mereka.
    "Diambil dari blog.sepatumerah.net"

    Satu kata pasti; GAK SUKA SINETRON! Satu-satunya acara di TV yang layak tonton cuma berita. Itu pun sekarang diragukan, karena kebanyakan beritatainment. :D

    BalasHapus
  6. wah, saya dulu ngefans sama sinetron tapi..sekarang..no way. sering gak masuk akal sih. yg jahat,jahat gak ketulungan. yg baik, baik kayak dewi. nonsense semua.

    btw, masih ingat saya? Saya udah pindah rumah ya. Blog Kumpulan Cerpen fatamorgana udah dihapus.

    BalasHapus
  7. TV adalah media pembodohan dan pencekokan norma-norma paling efektif. Harusnya orang tua bisa lebih selektif milih nonton film buat anaknya. Eh orang tuanya yang suka nonton sinetron, yah susah deh.

    BalasHapus

Apa Komentar Anda? dan coba jelaskan mengapa tidak berkomentar.. (don't do spam yach ^_^)