Senin, 29 September 2008

Maaf, Hendrawan Telat Bikin PR

Beberapa hari yang lalu waktu lagi baca-baca komentar yang disini, dapet info dari Tedy bahwa, katanya, saya dikasi PR. PR?, dalam hati, apaan tuh? (maklum, katrok dikit), awalnya nggak tahu apa itu PR, gimana cara ngerjainnya. Sempat didiamkan hampir seminggu (pemalasnya...).

Saya coba-lah walking kesana kamari-kamari, coba juga jalan ke O-OM (dengan maksud mau nyontek) tapi, karena masih takut salah tak jambangi juga Kang Rohman (masih pingin nyontek), bahkan sempat melapor ke Pak AKBP. Tapi apa daya seorang Hendrawan masih aja pusing (bodohnya..). balik lagi ke yang ngasih PR.

Akhirnya, nggak tahu betul apa salah, saya buat juga PR itu. Muuf ya Pak telat, ini dia PR-nya:

1. Dilahirkan dari keluarga Besar blasteran Jawa (total paman dan bibi 11 orang) - Melayu (total pak cik, mak cik, mak ngah, mak dan pak usu 9 orang) sekitar 20 tahun lalu (7 Juli di Teluk Dalam, Penyalai).

2.Begadang sebuah kebiasan buruk yang tak bisa dihindari

3. Pemaikai setia kartu simpati dan motor Suzuki

4. Lho, saya bangga jadi Putra Riau!

5. Pengen mahir bahasa-nya orang British atau.. mungkin juga orang Jerman

6. Tergabung dalam anak muda anti kacang buncis

7. Menanti masa Dewasa datang secepatnya

8. Suka nulis dan masih ingin terus nulis bersama Xpresi Riau Pos

9. Saya masih single loh, tapi bukan berarti Jomblo!

10. Suka baca buku sejarah apa lagi tentang sejarah saya sendiri yang suka pindah-pindah (???)

Ternyata mudah gete PR-nya.

Kamis, 25 September 2008

Ditraktir Via Mamamia (Selly Olivia)

Siapa yang nggak suka kalo ditraktir ya nggak?. Selain gratis, makanan yang kita makan itu enak banget karena dibayarin orang. Yang lebih enak lagi kalo yang nraktir kita ARTIS, nggak kebayang dah... (jangan salah tanggap yah, ini Juli lalu bukan bulan puasa).

Kemaren dulu (nggak tahu deh kapan), Hendrawan dan kawan-kawan ditraktir Via Mamamia (Selly Olivia). Saya kira hari itu hari yang sial bagi Via dan Mama Nani, secara crew Xpresi (saya dan kawan-kawan) kan congok-congok.
Kata temen sih kening Mama Nani sempat berkerut lihat tagihan makan kami di RM Lumbung Mas, Jl Arifin Ahmad hari itu.


Tapi ada yang nggak enak pas foto bareng Via, jerawat Hendrawan langsung menghangat!!, tak lama setelah itu langsung tumbuh bersemi si jerawat di wajah ini. Itulah yang terjadi jika saya berfoto sambil ditempel Artis kayak Via Mamamia, Juara III kontest MAMAMIA Show 2008 asal Pekanbaru.

Senin, 22 September 2008

Hantu Golput, Kampanye Emak, Bapak dan Mbak

Saya mulai Golput (gulangan putih alias nggak ikut milih) sejak pemilihan langsung Presiden Tahun 2004 lalu (pantas dong, kan baru 16 tahun!?). Waktu itu saya ingin pilih SBY dan dia akhirnya menang. Kemudian pemilihan Wali Kota Pekanbaru saya juga Golput, saya ingin pilih Herman Abdullah dan dia juga menang. Disambung lagi dengan pemilihan Presiden Mahasiswa, Bupati Jurusan hingga Gubernur Fakultas saya juga Golput. Hebatnya calon yang akan saya pilih selalu menang, termasuklsh Bang Eddi Rusydi, Presma BEM UIN Suska yang sekarang menjadi teman akrab.

Nah Pilkada Riau 2008 untuk memilih Gubernur Riau hari ini, Senin 22 September, akan dilangsungkan saya juga akan Golput lagi, loh Kenapa?.
Mulanya saya ingin pilih pasangan drh Chaidir MM-Suryadi, maka datanglah Bapak dan Emak yang pendukung Rusli Zainal dan langsung berkampanye:

Bapak: Dikau milih siape Hend? (agak tidak serius seperti biasanya)
Hendrawan: drh. Chaidir MM lah (sambil cengengesan)
Bapak: Nah, ini dia dengar. Kalau Chaidir menang nanti kita semua dibuat macam hewan...
Hendrawan: Apa pasal Pak?
Bapak: Dia-kan dokter Hewan
Hendrawan: O... (Bengong)
Bapak: Nah, kalaw Thamsir itu Raja, nanti dia bisa diktator dan kejam..
Hendrawan: O.. (garut-garut kepala)
Emak: Kalaw Rusli dah terbukti (emak ikut kampanye)
Mbak: Sudahlah.. pilih aja Rusli, mana tahu dapat THR lagi (ketawa-ketiwi sambil menggendong Arif yang baru berumur sebulan)
Hendrawan: O... (masih senyam-senyum, Golput aja ah, males milih)
Bapak: Kalaw Dikau nak milih Chaidir Golput ajelah Hend (wih, kayak ngancap tapi kok senyum)

Akhirnya Hendrawan-pun Golput untuk kesekian kalinya. Tapi kalau saya ikut milih saya akan pilih Rusli Zainal - Mambang Mit. Tapi hari bercerita lain, pulang dari nyoblos bapak datang lagi ke saya.

"Hend, pergilah milih (sambil menyodorkan kartu pilih). Lalu keluarlah wejangan:
"Tengoklah, siapa-pun yang terpilih tak akan menolong kita, pilih-lah yang sudah pernah, dia tahu apa yang akan diteruskan (Rusli)."

Akhirnya, saya nyoblos dan menusuk dada Rusli-Mambang.

Jumat, 19 September 2008

Dipanggil Abang - Hendrawan Backs to Campus

Tak terasa, sudah setahun jadi Mahasiswa. Kini sudah semester tiga, entah apa yang terjadi mahasiswa baru kini telah hadir dan ikut memadati kampus kami. Terjadilah pembicaraan sewaktu pagi (Senin, 15/9 saya kuliah di kampus pusat ketika gerimis datang) antara saya dan dua orang Mahasiswa baru, satu agak kerenan dikit yang satu kayaknya pendakwah (pake peci dan jenggotan).

Yang "seperti pendakwah" hanya diam setelah mereka berdua turun dari motor. Lalu "si kerenan" dikit mulanya senyum terus dia ikut bingung seperti saya (udah jam 8 Pagi kok nggak ada orang?).
Memang Kampus pusat kami ini penghuninya udah pindah semua. Untuk memecah kebengongan dia bertanya:

Si kerenan dikit: Bang, dimana tempat kuliahnya (sambil memandangi saya yang udah mau pulang, dosen masih di luar negeri)

Hendrawan: Ada jadwal nggak hari ini (to the point, dan berwibawa yang dibuat2, sambil mikir: orang ini kelihatan lebih tua kok manggil abang)

Si kerenan dikit: .... (masih bengong sambil bisik-bisik dengan "yang seperti pendakwah")

Hendrawan: Kalau ada jadwal berarti ada (tambah saya lagi, siap-siap mau pergi)

Si kerenan dikit: Katanya pagi (lho, kok katanya?)

Hendrawan: Tunggu aja (gw kerjain ni bocah, sambil pergi ke parkiran)

Sudah saya tebak dua ini adalah semester pertama alias Mahasiswa baru. Aduh tak terasa saya sudah mulai tua di Kampus itu, atau saya kelihatan lebih tua ya?. Kata beberapa orang yang sirik (menurut saya anggapan mereka) saya ini bertampang boros. Apa iya sayakan sudah 20 tahun, yang jelas saya sudah semester tiga sekarang. Do'ain IPK-ku naik semester ini ya.

Sabtu, 13 September 2008

Hendrawan-Handika Pratama, 11:12

Hendrawan-Handika Pratama
Saya benci foto bareng artis, kenapa?. Lihat aja foto Hendrawan bareng artis Ibu Kota, Handika Pratama disamping, pada Jumat 29 Agustus lalu di Pekanbaru.

Tiba-tiba aja pas mau difoto tampungku berubah jadi kantrok gitu!!?, entah saya grogi atau gimana ya. Sama seperti waktu saya ditraktir Via Mamamia, tiba-tiba saja jerawat saya bersemi sejadi-jadinya.

Kayaknya saya nggak bakat jadi reporter enternainment, kalo lagi ngeliput pasti minta foto bareng melulu. Lain kali Hendrawan berjanji nggak akan minta foto bareng lagi, tapi kalo tiba-tiba aku nggak berubah jadi kantrok ketika di foto mau ah, siapa yang nggak mau foto bareng artis ibu kota, Ya NGGAK??.

Rabu, 10 September 2008

Hendrawan Dapet Great Buddy Award??

Great Buddy AwardBeberapa hari yang lalu, atau mungkin sebulan yang lalu, tepatnya pada tanggal 28 Agustus, saya dikejutkan dengan komentar seorang blogger senior, Mpok Novee tentang isi komentarnya disini. Inih katanya "aku kasih kamu Buddy Award sebagai hadiah ulang tahun cewe cantik itu..".

Ya, saya dapat Great Buddy Award. Awalnya sih bingung, Buddy Award itu apa ya?, ah nggak penting yang penting saya udah dapat award pertama dari si Mpok.
Seperti komentarnya diatas, Buddy Award ini bukan untuk Hendrawan tapi hadiah ulang tahun cewek cantik itu.

Aduh, terima kasih aja deh Mpok Novee, saya terharu. Dia juga seneng dapet kado dari Ibu Kota.

NB: Kantrok ya saya, baru dapet satu udah diomong-omong

Rabu, 03 September 2008

Cinta Laura Bangun Sekolah - Sebuah Sisi Yang Saya Sukai

Cinta LauraTernyata masih ada sisi yang saya suka dari cinta laura, ya sifat dermawannya yang kali ini menyentuh Aku. Pertama kali mengenal Cinta Laura ini melalui kalimat kocaknya dan kelakuan kenak-kanakannya itu.

Seperti diberitakan program entertainment baru-baru ini Cinta Laura dan yayasan kelurganya membangun (atau mungkin merenovasi) sekolah yang ada di daerah Bogor. Kedermawanan artis berdarah Indo ini layak ditiru oleh artis-artis belia lainnya. Mungkin ini suatau hal yang sangat bagus yang diturunkan oleh sang Ibu.
Tak seperti orang tua beberapa artis belia lainnya yang malah mengajari anak dugem dan akhirnya terlibat kasus Narkoba.

Salut!, kali ini salut untuk Cinta Laura, semoga amal ini terus berlanjut dengan membantu sekolah-sekolah yang ada diluar Bogor dan semoga perbuatan mulianya ini diterima di sisi-Nya. Serta semoga ia bisa lancar Bahasa Indonesia lagi, biar nggak termehek-mehek (hal yang tak saya suka dari Cinta Laura).